Sabtu, 29 Juni 2013

Kemampuan Bahasa Inggris di Indonesia Rendah

JAKARTA, KOMPAS.com -  Lembaga pendidikan dunia EF English First mengumumkan laporan komprehensif pertama, tentang indeks kemampuan berbahasa Inggris atau EF English Proficiency Index (EF EPI) di 44 negara. Bahasa Inggris di negara-negara itu bukan merupakan bahasa ibu atau pertama yang digunakan.
Kemampuan bahasa Inggris di Indonesia berada sangat rendah di urutan ke-34, sedangkan Malaysia tembus di urutan ke-9.

EF EPI merupakan indeks pertama yang membandingkan kemampuan berbahasa Inggris orang dewasa di berbagai negara. Indeks ini menggunakan data uji unik (metodologi khusus) pada lebih dari dua juta orang di 44 negara, yang menggunakan tes gratis secara online selama kurun waktu tiga tahun (2007-2009).

Dengan nilai ekonomis yang telah dihabiskan untuk belajar bahasa Inggris pada sektor swasta, kemampuan berbahasa Inggris negara Asia di bawah perkiraan.
India sekarang adalah tidak lebih cakap berbahasa Inggris dibandingkan dengan China, walaupun mempunyai warisan sebagai kolonial Inggris dan reputasi sebagai negara berbahasa Inggris.
Tentu sangat sulit mengestimasi jumlah pasti pengguna bahasa Inggris di kedua negara tersebut. Survei menunjukkan jumlah yang hampir sama. China diperkirakan akan melampaui India di beberapa tahun mendatang.

EF English Proficiency Index juga menunjukkan fakta menarik, korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dengan pendapatan nasional per orang di negara tersebut. Korelasinya jelas terlihat antara tingginya tingkat pendidikan dan kemapanan bidang ekspor negara bersangkutan.

"Di era kompetisi dan ekonomi global, kemampuan berbahasa Inggris adalah mutlak diperlukan untuk bekerja" kata Bill Fisher, Presiden divisi online EF Englishtown.

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DI INDONESIA MASIH SANGAT MISKIN


Bahasa Inggris kini diajarkan pada saat yang paling awal di Indonesia. Bahasa Inggris telah diperkenalkan di sekolah SD. Seiring perkembangan globalisasi dunia yang menuntut kemampuan bahasa Inggris untuk semua orang dari berbagai bangsa di dunia. Tanpa menguasai bahasa Inggris, seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain. Itu sebabnya, pendidikan bahasa Inggris telah diajarkan sebelumnya di sekolah dasar.
Sebelumnya, bahasa Inggris pertama kali diajarkan di sekolah SMP. Ini akan menjadi akhir bagi anak untuk belajar bahasa Inggris di usia tersebut. Bahkan, penelitian Bahasa mengatakan bahwa belajar bahasa akan lebih baik dan lebih efektif diajarkan pada periode sebelumnya waktu.

Di Indonesia, pendidikan bahasa Inggris di sekolah dasar sangat miskin. Status subjek hanya subjek lokal. Ini tidak termasuk dalam mata pelajaran nasional, subyek penting. Bahasa Inggris di sekolah dasar tidak memiliki kurikulum yang jelas dan silabus. Dan itu diajarkan oleh inkompetensi dan guru wajar tanpa pengecualian. Guru tidak memiliki sertifikat kelulusan bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris sejauh ini, tidak mencapai output optimal seperti yang diajarkan tanpa perencanaan yang baik. Tidak ada dukungan dari pemerintah tentang pendidikan bahasa Inggris di sekolah dasar. Pemerintah masih tidak memberikan kurikulum yang standar dan silabus. Ada banyak guru yang bingung tentang bagaimana mengajar Bahasa Inggris di sekolah Dasar.
Ada banyak sekolah SD yang mengajar Bahasa Inggris. Tapi bahasa Inggris diajarkan mereka tanpa perencanaan yang baik, tanpa kurikulum yang baik silabus dari Guru. Akhirnya mereka mengajarkan yang mereka bisa saja. Mereka tidak peduli apakah itu benar atau salah. Jadi wajar tanpa pengecualian banyak guru yang bingung untuk mengajar, cara mengucapkan kata-kata tertentu, kalimat. Apa pendidikan yang miskin itu. Bahkan, ini adalah kondisi sebenarnya dari pendidikan bahasa Inggris terutama di sekolah dasar di Indonesia.
Pertanyaannya adalah, Mengapa pemerintah Indonesia membiarkan ini terjadi? Seperti kita ketahui bahwa bahasa Inggris di sekolah dasar adalah dasar pembelajaran. Jika diajarkan oleh seorang guru wajar tanpa pengecualian yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa Inggris, maka akan berakibat fatal. Guru akan memberikan konsep yang salah dari materi bahasa Inggris. Dan itu juga membosankan jika guru tidak menguasai metode yang tepat dalam mengajar bahasa Inggris. Akhirnya para siswa yang diajarkan, akan memberikan respon yang salah dan citra yang salah bahwa Inggris bukanlah suatu hal yang menarik.
Idealnya, bahasa Inggris harus diajarkan oleh guru yang berkualitas. Pemerintah Indonesia harus memberikan standar yang jelas dan tepat dari bahasa Inggris Kurikulum dan silabus di sekolah dasar. Pemerintah harus merekrut guru bahasa Inggris yang berkualitas. Selain itu pemerintah harus mendukung pengajaran bahasa Inggris belajar di sekolah dasar.
Kami berharap bahwa pendidikan bahasa Inggris di Indonesia khususnya di sekolah dasar akan berhasil sebagai bahasa Inggris di era saat ini sangat penting. Keberhasilan di awal akan terus masa depan. Indonesia harus berubah. Pendidikan, penguasaan bahasa Inggris harus dicapai lebih awal. Ini akan sangat terlambat jika bahasa Inggris diperkenalkan di SMP. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat menguasai bahasa Inggris, sehingga rakyat Indonesia dapat berkomunikasi, bersaing dengan orang lain di berbagai negara di dunia

Sejarah Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing di Indonesia

Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing. Istilah 'bahasa asing' dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan 'bahasa kedua'. Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan. Sementara bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun menjadi salah satu bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara.
Sebagai contoh, bahasa Inggris di Singapura adalah bahasa kedua. Media massa, komunikasi, dan pembicaraan di negara tersebut kerap menggunakan bahasa Inggris.

Sementara Bahasa asing biasanya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dengan tujuan berkomunikasi dasar serta menguasai 4 skill berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) dalam bahasa tersebut dalam batasan tertentu.

Di Indonesia, kebijakan pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing berubah seiring waktu dan pergantian kebijakan yang kebanyakan dipengaruhi ekonomi dan politik. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari sejarah Bahasa Inggris di Indonesia...

Jaman Belanda
Pada masa peperangan dengan Belanda, Bahasa Inggris diajarkan di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara dengan SMP dan AMS (Algemeene Middlebare School) yang setara dengan SMA. Pada masa ini, selain anak-anak Belanda, hanya orang-orang pribumi tertentu yang mampu dan diijinkan bersekolah di MULO dan AMS. Sebagian besar anak pribumi biasa hanya sekolah hingga tingkat yang setara SD saat sekarang. Kondisi ini turut mempengaruhi pengajaran Bahasa Inggris.

Dan jangan salah, kondisi sekolah pada jaman Belanda ini konon sangat bagus. Guru-guru mendapat gaji besar, material pengajaran mencukupi, dan sistem pengajaran dan ujian sangat berkualitas. Wajar, karena sebagian besar yang sekolah hanyalah orang-orang berduit, terpandang, atau anak orang Belanda.

Lulusan MULO biasanya mampu berbahasa Inggris dengan sangat baik. Selain itu, mereka juga wajib menguasai bahasa Belanda serta memilih pelajaran bahasa pilihan Prancis atau German, serta bahasa lokal (Jawa/Melayu).

Namun membandingkan kondisi pengajaran di sekolah pada jaman Belanda dan sekarang tidaklah adil, karena saat itu, sekolah bersifat elit dan kemewahan adalah bagian dari elitisitas tersebut.

Jaman Jepang
Pada masa peperangan dengan Jepang, kondisi sebaliknya terjadi. Bahasa Belanda, Inggris, dan bahasa Eropa lainnya dilarang total digunakan di Indonesia. Semua buku yang berbahasa tersebut dimusnahkan dan dibakar. Sedihnya, keputusan pembakaran buku ini berdampak hingga saat ini, di mana sangat sedikit referensi sejarah yang bangsa Indonesia miliki tentang negerinya sendiri.

Sisi lainnya, Jepang merubah secara radikal sistem pendidikan, dari elitis menjadi egalitarian. Semua orang harus sekolah.
Selain itu, bahasa Jepang diajarkan secara intensif dan bahkan ditargetkan menjadi 'bahasa kedua' di Indonesia. Ditambah, pada masa Jepang ini lah banyak buku-buku asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Jaman Kemerdekaan
Bahasa Inggris secara resmi diajarkan sebagai bahasa asing di sekolah-sekolah Indonesia seiring dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1967.

Sejak saat itu, perubahan menteri, kurikulum, keadaan politik, ekonomi dan perkembangan ilmu pendidikan, terus mewarnai perkembangan pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia.

Mulai dari sistem pengajaran di mana siswa diwajibkan menghapal sekian ratus kata dan artinya dalam waktu tertentu, menguasai grammar, lalu berubah ke orientasi bahasa Inggris untuk komunikasi, sampai ke isu pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak saat ini.

Yang perlu menjadi catatan adalah dana trilyunan rupiah yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan beragam pelatihan, seminar, peningkatan kualitas guru, perubahan kurikulum, pengadaan fasilitas bahasa semacam laboratorium hingga kamus dan semacamnya. Sebagian dari usaha ini membawa hasil positif, sebagian lainnya tidak jelas.
Mulai dari pendirian model pelatihan ekperimental yang disebut Standard Training Course (STC) di Bukit Tinggi dan Yogyakarta pada tahun 1950an (catatan penting: didanai oleh Ford FOundation), lalu pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Malang yang lalu berubah menjadi IKIP malang (sekarang Uiversitas Negeri Malang), hingga kontroversi Sekolah Berstandar Internasional saat ini.

Masalahnya adalah, konon sebagian besar dana yang digunakan untuk proyek-proyek pendidikan ini berasal dari pinjaman luar negeri, dan tentu saja, harus dikembalikan.

Beberapa catatan
Pada tahun 1960-an, ada dua kementrian yang mengurusi masalah pendidikan di Indonesia, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan serta Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan. Celakanya, konon kedua pejabat tersebut saling berbeda pandangan, yang satu cederung kiri yang lain cenderung nasionalis. Dan hal ini turut mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Kondisi politik 1960-an di mana faham komunis berjaya, membuat sebagian besar tenaga pengajar asing (khususnya dari negara barat) meninggalkan Indonesia, dan menciptakan kesenjangan proses perkembangan pendidikan.

Kontroversi pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Sebagian pihak berpendapat mengajarkan bahasa Inggris pada siswa SD akan sangat bagus bagi perkembangan anak ke depannya. Namun di sisi lain, perbedaan kondisi sosial, ekonomi dan geo-politik daerah-daerah di Indonesia, menciptakan perbedaan kualitas sekolah dan latar belakang siswa, sehingga ada siswa-siswa yang jangankan berbahasa Inggris, bahasa Indonesia dasar saja mereka belum menguasai secara baik.
Bahasa Inggris adalah bisnis yang besar. Jutaan dolar mengalir ke negara produsen material pengajaran Bahasa Inggris (USA, UK, Australia) dalam bentuk pembelian materi audio-visual, buku, sumber daya manusia dan lain-lain.

Bantuan-bantuan dari negara tersebut di atas dalam bentuk proyek pelatihan bahasa Inggris, beasiswa dan sebagainya bukanlah ketulusan. Semakin banyak penguasa bahasa Inggris di negara ini, semakin mudah penyebaran faham dan ideologi mereka. Ditambah, hubungan ekonomi, politik, bisnis, akan lebih gampang jika dilakukan dalam bahasa yang sama.

Masalah utamanya, adalah; Siswa mempelajari bahasa Inggris di Indonesia tanpa tujuan yang jelas. Untuk berkomunikasi? Untuk ke luar negeri? untuk nilai?

Sumber: http://politikana.com/baca/2011/06/09/sejarah-bahasa-inggris-sebagai-bahasa-asing-di-indonesia.html

Tips for Teaching English as a Foreign Language



Have you ever wondered what it would take to start teaching English as a foreign language? For native English speakers, there are often many opportunities for traveling overseas and teaching English language arts to students in another country. You may be wondering if you have to already know another language when teaching English to others, but some of the best English lessons are often the result of a teacher who only knows English and therefore forces the students to speak in English to communicate. This method of teaching where you force your students to only speak English is known as the direct method or the natural method of teaching a foreign language, and focuses heavily on correct pronunciation and gaining conversational skills.

The first skill you will need to master to start successfully teaching English as a foreign language is the ability to use body gestures and signs effectively. Many students find that they learn a new language better when they are forced to speak only English in the classroom. By refusing to use your student's native language, you force them to learn English by first using your body language and gestures to teach them new words, and then using what they've learned to build even more knowledge. This pattern of learning closely mimics the way babies and infants learn a language, and therefore this method of teaching often 'sticks' better than using rote memorization of English words.

Another important strategy when teaching English is to have your students practice common phrases until they feel completely comfortable with those phrases. This technique is often used with diplomats and allows the student to focus heavily on correct pronunciation and accent. For example, teaching the English equivalent of common greetings, questions, and idioms can go a far way towards teaching English language arts. It's important when teaching any language to focus on the most useful and common phrases first, so your students are able to start conversing right away. There are hundreds of English teaching guides that will help you choose what sorts of phrases and words to focus on first.

PEMBELAJARAN PEIKEM GEMBROT



PAIKEM GEMBROT, yang artinya Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot )

Pada saat ini pembelajaran PAKEM yang di gembar - gemborkan para pemimpin dunia pendidikan Indonesia yang sebenarnya bukan ide dari negara kita, melainkan Program
Managing Basic Education atau (MBE), yang didukung dan didanai oleh USAID, bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dasar dalam rangka desentralisasi pemerintahan.

Programini dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota, dengan mengembangkan praktik-praktik yang baik yang sudah ada. Program juga mendorong pengembangan dan diseminasi praktik yang baik serta gagasan-gagasan lain di tingkat kabupaten/kota. Praktik-praktik ini meliputi:•Pengelolaan Sumber Daya, khususnya Fasilitas dan Pegawai.•Pendanaan Sekolah secara langsung untuk menunjang Manajemen Berbasis Sekolah.•Manajeman Berbasis Sekolah (MBS) dan Peran Serta Masyarakat (PSM).
Namun para pemerhati pendidikan banyak melakukan perkembangan yaitu dengan mencetuskan PAIKEM GEMBROT, yang artinya Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot )
Ini menjawab persoalan dari pararekan guru yang banyak menanggapi dari PAKEM, para guru banyak bertanya bagaimana bisa kalau kita dikejar oleh alokasi waktu dan siswa yang malas dalam belajar. Disini dituntut bukan hanya kreasi dari guru tetapi Inovasi guru dalam mengatur siswa dan alokasi waktu tersebut dengan kondisi siswa dan sekolah serta lingkungan masyarakat.

FENOMENA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL



Fenomena Pendidikan Di Daerah Terpencil : Beban siapa? 

Permasalahan di dalam dunia pendidikan didaerah terpencil telah lama kita sadari. Namun dengan dalih keterbatasan pembiayaan dan berbagai peraturan berlaku selalu dijadikan alas an untuk menunda pemecahan maslah tersebut. Sebagai ilustrasi betapa sulitnya menempatkan tenaga guru di daerah-dareh tersebut. Demikian pula sulitnya membangun sarana pendidikan standar karena kesulitan komunikasi atau langkanya alat-alat bantu proses brlajar mengajar . Begitu pula tuntutan system pendidikan yang standar mengenai jenjang pendidikan serta kurikulum nasional menghambat daerah terpencil untuk mengejar ketertinggalan .
Sedikit bernapas lega pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pemberian tunjangan guru di daerah khusus ( Undang-undang Guru dan Dosen: pasal 18) :
  • Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana pasal 15 ayat (1) kepada guru yang bertugas didaerah khusus.
  • Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
  • Guru yang dingkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah di daerah khusus, berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan.
  • Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), (2),dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.
Langkah diatas saja tidak cukup, artinya diperlukan pendekatan baru dalam menangani pendidikan didaerah terpencil ini. Diperlukan berbagai terobosan atau penanganan khusus tentu dalam rangka menuju sistem pendidikan nasional. Setiap terobosan memiliki arah yang jelas dan berakhir apabila tujuan utamanya tercapai.
Tujuan utama pendidikan di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan dalam jangka pendek dan jangka menengah ialah mengangkat martabat manusia yang lebih layak., sehingga dapat ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pengadaan dan penempatan guru.
Berkaitan dengan manajemen guru, perlu perhatian khusus untuk beberapa hal yang sangat esensial, seperti termuat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005. Pertama, pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru PNS, baik jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun pemerataannya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan. Kedua, pemerintah provinsi wajib memenuhi kebutuhan guru PNS, baik jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun pemerataannya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan menengah negeri dan pendidikan khusus negeri sesuai dengan SNP di wilayah kewenangannya masing-masing. Ketiga, pemerintah Kabupaten/Kota wajib memenuhi kebutuhan guru PNS, baik jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun pemerataannya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar negeri dan pendidikan anak usia dini jalur formal sesuai dengan SNP di wilayah kewenangannya masing-masing.

Keempat, penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan dasar, menengah, atau anak usia dini jalur formal yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib memenuhi kebutuhan guru tetap, baik jumlah, kualifikasi, maupun kompetensinya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan formal sesuai dengan SNP. Jika hal ini diikuti secara konsisten oleh pihak-pihak yang tergamit, masalah manajemen guru akan dapat dipecahkan. Tentu saja hal itu harus ditunjang oleh sistem pengangkatan dan penempatan guru dilakukan secara obyektif dan transparan.
Pengadaan dan penempatan guru haruslah merupakan satu paket. Artinya tenaga guru untuk daerah tersebut harus dipersiapkan dalam suatu program secara cermat , baik dalam jumlah maupun kualifikasi akademik maupun fisik dalam suatu program khusus. Pelaksanannya oleh LPTK yang terdekat. Yang tak kalah pentingnya adalah system intensif yang menyertainya agar calon guru tersebut tertarik, dan apabila sudah bertugas merasa kerasan ditempat tugasnya. Selain tunjangan khusus perlu dikembangkan juga :
a. Rotasi tugas dalam kabupaten sesudah mengabdi 3 tahun
b. Kenaikan pangkat istimewa setiap mengabdi selama 5 tahun ditempat yang sama di daerah terpencil.
c. Memperoleh beasiswa melanjutkan studi bagi yang menunjukkan prestasi yang inovatif serta kemampuan akademik.
d. Memberikan perumahan yang layak di tempat tugas.

2. Profesionalisme guru
Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis. Peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis ini harus sejalan dengan tuntutan tugas yang diemban sebagai guru.
Sebagi tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan guru dilakukan pembiayaan kerangka pembinaan profesi dan karier. Pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Pembinaan karier sebagaimana dimaksud pada meliputi meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
4 kompetensi guru tersebut melputi :
1) kompetensi pedagogik yaitu :kemampuan mengelola peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan aktualisasi diri berbagai potensi yang dimilikinya. 
2) Kompetensi kepribadian adalah keprbadian pendidik yang mantab,stabil, dewasa arif dan bijaksana.menjadi teladan peserta didik dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik secara efektif, sesam pendidik, tenaga kependidikan maupun dengan wali / orang tua siswa dan masyarakat. 
4) Kompetensi professional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam.
3. Melaksanan MBS
Model MBS yang diterapkan di Indonesia adalah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Konsep dasar MPMBS adalah adanya otonomi dan pengambilan keputusan partisipatif. Artinya MPMBS memberikan otonomi yang lebih luas kepada masing-masing sekolah secara individual dalam menjalankan program sekolahnya dan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi. Selain itu dalam menyelesaikan masalah dan dalam pengambilan keputusan harus melibatkan partisipasi setiap konstituen sekolah seperti siswa, guru, tenaga administrasi, orang tua, masyarakat lingkungan dan para tokoh masyarakat.

Terdapat empat prinsip MBS yaitu prinsip equifinalitas, prinsip desentralisasi, prinsip pengelolaan mandiri dan prinsip inisiatif manusia yang secara jelas diuraikan sebagai berikut (Cheng, op.cit, hh, 48-58).
1. Prinsip Equifinalitas (Equifinality) yang didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat perbedaan cara untuk mencapai tujuan. Manajemen sekolah menekankan fleksibilitas dan sekolah harus dikelola oleh sekolah itu sendiri berdasarkan kondisinya masing-masing. Prinsip equifinalitas ini mendorong terjadinya desentralisasi kekuasaan dan mempersilahkan sekolah memiliki mobilitas yang cukup, berkembang dan bekerja menurut strategi uniknya masing-masing untuk mengelola sekolahnya secara efekif.
2. Prinsip Desentralisasi (Decentralization). Konsisten dengan prinsip equifinalitas maka desentraslisasi merupakan gejala penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Dasar teori dari prinsip desentralisasi ini adalah manajemen sekolah dalam aktivitas pengajaran menghadapi berbagai kesulitan dan permasalahan. Oleh karena itu sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan secara efektif sesegera mungkin ketika permasalahan muncul. Tujuan dari prinsip desentralisasi adalah memecahkan masalah secara efisien dan bukan menghindari masalah. Maka MBS harus mampu menemukan permasalahan, memecahkannya tepat waktu dan memberi kontribusi terhadap efektivitas aktivitas belajar mengajar.
3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Self-Managing System). MBS tidak menyangkal perlunya mencapai tujuan berdasarkan kebijakan dari atas, tetapi menurut MBS terdapat berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu amat penting dengan mempersilahkan sekolah untuk memiliki sistem pengelolaan mandiri (self-managing system) di bawah kendali kebijakan dan struktur utama, memiliki otonomi untuk mengembangkan tujuan pengajaran dan strategi manajemen, mendistribusikan sumber daya manusia dan sumber daya lain, memecahkan masalah dan meraih tujuan menurut kondisi mereka masing-masing. Karena sekolah menerapkan sistem pengelolaan mandiri maka sekolah dipersilahkan untuk mengambil inisiatif atas tanggung jawab mereka sendiri.
4. Prinsip Inisiatif Manusia (Human Initiative). Sesuai dengan perkembangan hubungan kemanusiaan dan perubahan ilmu tingkah laku pada manajemen modern, maka orang-orang mulai memberikan perhatian serius pada pengaruh penting faktor manusia dalam efektivitas organisasi. Perspektif sumber daya manusia menekankan pentingnya sumber daya manusia sehingga poin utama manajemen adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia di sekolah untuk lebih berperan dan berinisiatif. Maka MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang sesuai dengan para konstituen sekolah untuk berpartisipasi secara luas dan mengembangkan potensi mereka. Peningkatan kualitas pendidikan terutama berasal dari kemajuan proses internal, khususnya dari aspek manusia.

4. Pelaksanaan kurikulum yang sarat muatan lokal
Muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiaanya dikaitkan dengan lingkungan alam , lingkungan social, lingkungan budaya dan kebutuhan daerah yang perlu dipelajari siswa ( ( SK Depdikbud No. 0412/U/1987 ). Kurikulum untuk sekolah ini perlu dirancang secara khusus tanpa meninggalkan tuntutan minimal kurikulum nasional. Pada tahap muatan lokal perlu mendapat prioritas muatan lokal sesuai dengan keunggulan wilayah tersebut. Anak akan terampil dan memiliki bekal untuk kehidupan. Pelaksanaanya melibatkan masyarakat melalui LKMD, PKK, LSM untuk mengawal dan menjamin pelaksanaan muatan lokal tersebut. Walaupun anak sudah mempelajari kertampilan dari lingkungan/ keluarga dipandang tepat jika pengetahuan dilingkungan dipadukan dengan pengetahuan di sekolah. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan dalam pengembangan diri yang waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan pembagian jadwal. Contoh kegiatan itu antara lain :
a. Program di daerah pertanian dan peternakan
Anak dikenalkan berbagai peluang usaha dari pertanian dan peternakan beserta cara pengelolaannya dengan managemen yang baik. Anak akan lebih tahu kelebihan usaha itu dan tertarik untuk mempraktekkan dirumah. Cara-cara peningkatan hasil pertanian dan penggunaan pupuk dan bahan kimia yang tepat juga sangat berguna.
b. Pembinaan ketrampilan tukang dan pengrajin
Anak mempelajari ketrampilan dasar menjadi pengrajin, dikenalkan berbagai bahan dasar, proses pembuatan sampai pada pemasaran. Penggunaan alat-alat pertukangan modern dan perawatannya sehingga pembuatan kerajinan lebih cepat dan lebih baik.
c. Pembinaan usaha industri kecil
Anak dikenalkan berbagai jenis usaha kecil seperti makanan, souvenir, hiasan rumah, peralatan sehari-hari terutama yang memeiliki ketersediaan bahan baku di daerah tersebut. Cara peembuatan, mengemas agar menarik dan pemasaran juga perlu di sampaikan.
Dari serangkaian ketrampilan diatas anak akan memilih sesuai inat selanjutnya ketrampilannya akan lebih terasah pada jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal perlu strategi khusus( Philip H. Comb &manzoor Ahmed :224-225 ) :
1. Ketrampilan yang dibina , tempat dan jadwal program pendidikan ini harus secara cermat disesuaikan dengan waktu , kebutuhan dan motivasi.
2. Ketrampilan yang dibina dan dianjurkan penerapannya janganlah tepat dari segi teknik, namun juga harus bias diaksanakan secara fisik dan ekonomis dalam keadaan khas di masyarakat mereka.
3. Metode yang diterapkan harus sesuai dengan khasanah bahasa serta gaya belajar kelompok peserta.
4. Usaha pendidikan harus dilaksanakan sebagai suatu rangkaian yang kontinyu.
5. Tujuan-tujuan pendidikan harus diperincikan secara tegas dari semula, sehingga langsung dapat diadakan evaluasi untuk mengadakan penyesuaian dan penyempurnaan.


5. keterkaitan dengan sektor-sektor lain secara terpadu
Dalam proses pembangunan sebagai usaha pengembangan martabat manusia pendidikan tidak berdiri sendiri. Pendidikan akan bermakna jika merupakan bagian dari usaha terpadu untuk meningkatkan martabat manusia. Pendidikan selain berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa juga untuk meningkatkan produktivitas perorangan dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan merupakan bagian dari usaha terpadu atau salah satu faktor penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan pendapatan, dan memperluas peluang kerja. Untuk itu (Tilaar.H.A.R.Dr.Prof : 115 ) menyatakan : Pembangunan Kawasan Terpadu merupakan konsep yang sangat ideal untuk menangani pembangunan daerah
terpencil, termasuk pembangunan sektor pendidikan.

GURU WAJIB MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENULIS



REPUBLIKA.CO.ID,Saat ini, masih banyak guru yang belum mempunyai kemampuan menulis. Sehingga, ketika saya mengikuti pelatihan yang diadakan  PT Telkom Indonesia dan Republika pada 26 – 27 Juni 2012 lalu, banyak hal menarik yang membuat saya ingin meningkatkan kemampuan menulis. Saya sendiri mempunyai blog. Segala pemikiran dan perasaan saya, sering dituangkan dalam blog. Mudah-mudahan apa yang saya dapat selama mengikuti pelatihan ini, berguna untuk diri saya sendiri.

Diakui atau tidak ketika banyak kalangan yang berpendapat bahwa sebagian besar guru kurang mampu menulis dengan baik adalah benar. Kalaupun diperhalus bahasanya menjadi “kurang memiliki minat untuk menulis”. Kondisi seperti itu juga bukannya tanpa alasan. Bagi sebagian guru, menulis tidak menghasilkan uang, kecuali menulis buku atau lemba kerja siswa (LKS).
Beberapa guru lainnya menilai produktif atau tidaknya menulis tidak ada korelasi atau pengaruh langsung yang signifikan dengan kenaikan pangkat atau golongan bagi guru PNS. Namun yang paling penting, saat ini tidak ada sarana media untuk memublikasikan karya tulis guru khususnya pemula. Kalaupun ada hanya sedikit sekali,  itupun kompetitif,  hanya tulisan yang sudah baik dan bagus saja yang terpilih, sementara bagi yang masih belajar akan sulit untuk untuk bersaing.

Untuk mengatasi permasalahan diatas,  saya mencoba merangkumnya dalam sebuah penilaian. Untuk alasan materi, sebenarnya tidak mutlak juga menulis karena uang, yang terpenting adanya kepuasan setelah tulisannya dibaca atau dikomentari oleh pembaca lain. Jadi dalam hal ini para guru memerlukan semacam media sebagai sarana untuk memublikasikan tulisan agar bisa dibaca publik. Sebenarnya dengan kehadiran blog atau web internal sekolah, bisa memotivasi para guru untuk menelurkan karya tulisannya.

Sedangkan untuk alasan karier, dengan sendirinya sudah terpecahkan oleh peraturan terbaru Permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang “Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya”, yang didalamnya menyebutkan bahwa guru PNS yang akan naik pangkat/golongan dengan sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang salah satu syaratnya menyebutkan bahwa guru harus membuat minimal satu karya tulis ilmiah. Peraturan ini efektifnya akan diberlakukan mulai tahun 2013.
Nah, jadi sebagai guru, saya mengimbau kepada rekan-rekan guru yang lainnya, ayo mau sampai kapan lagi kita memulai untuk menulis?
penulis:Yanna Supriatna SPd (Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Pandeglang)